Thursday, February 26, 2015

10 Best Taylor Swift's Songs

Lagu yang baik bukan melulu perkara suara yang indah. Jika saya menilai sebuah lagu hanya dari suara penyanyinya, saya tidak akan pernah menyukai Taylor Swift. Suara Taylor Swift bisa dibilang lemah dan sangat tipis; bergetar ketika ia berusaha mencapai nada-nada tinggi. Namun, bukan itu yang membuat saya jatuh cinta dengan Taylor Swfit. It is her songcrafting ability that makes me admire her the most. Kemampuannya dalam menulis lagu yang membuat saya jatuh cinta padanya. Kemampuannya untuk menangkap jiwa dari cerita hidupnya lalu menuangkannya ke dalam sebuah lagu; itulah yang membuat Taylor Swift ini dicintai para fans-nya, termasuk saya. Rasanya tidak berlebihan jika Taylor Swift merupakan penulis lagu terbaik dibandingkan dengan penyanyi-penyanyi lain sepantarannya. 

For the sake of writing and filling this blog with something, here I present you 10 Best Taylor Swift's Songs. 

10. Taylor Swift - We Are Never Ever Getting Back Together
Cukup mengejutkan ketika Swift memilih We Are Never Ever Getting Back Together sebagai single pertama dari album Red. Red mungkin sedikit berantakan dari segi genre, tetapi akhirnya saya paham mengapa We Are Never Ever Getting Back Together ini dipilih sebagai single pertama. Lagu ini merupakan transisi dari genre country yang menjadi trademark Swift ke ranah pop yang memang ingin Swift coba. Hasilnya tidak mengecewakan. We Are Never Ever Getting Back Together merupakan lagu wajib patah hati. Dan siapa, sih, yang pernah bisa melupakan spoken part pada bagian bridge, yang kata Rolling Stone merupakan penggunaan spoken lyric terbaik pada dekade ini? Like ever.


9. Taylor Swift - Fifteen
Saat Fearless didapuk sebagai Album of the Year pada penghargaan Grammy Awards, saya merasa Fifteen turut mengambil andil pada saat voting dilakukan. Fifteen bisa dibilang merupakan highlight dari Fearless. Lirik Fifteen seperti pop-up storybook menceritakan pengalaman gadis berusia lima belas tahun melawan dunia bersama sahabatnya yang bernama Abigail, yang tak lain nama sahabat Swift sendiri. Melalui lagu ini, Swift berkata bahwa menjadi seorang remaja lima belas tahun itu tak mudah, tetapi banyak hal yang bisa dipelajari dari menjadi remaja, dan banyak hal yang akan terjadi pada umur lima belas tahun, entah menyenangkan ataupun menyedihkan. Cause when you're fifteen and somebody tells you they love you / You're gonna believe them. Fifteen is going to be the age everybody looks forward to and everybody reminisces to. 


8. Taylor Swift - You Belong With Me
You Belong With Me merupakan tonggak kesuksesan Taylor Swift yang sebenarnya. You Belong With Me memang klise, menceritakan seorang cewek yang jatuh cinta pada cowok yang di luar liganya, tetapi sekali lagi Swift dengan sukses mengemasnya dengan lirik-lirik yang imut dan menggemaskan. But she wore short skirts, I wear T-shirts / She's cheer captain and I'm on a bleachers menunjukkan hal yang saling bertentangan, tetapi Swift tahu bahwa tidak selamanya cewek yang mengenakan rok mini atau menjadi kapten pemandu sorak itu merupakan cewek terbaik yang akan dipilih oleh para cowok. Mungkin Kanye West tak setuju dan membuatnya merebut mikrofon Swift saat ia memperoleh penghargaan MTV VMA lima tahun yang lalu. Man, five years ago! 


7. Taylor Swift - Eyes Open
Ketika Taylor Swift mendapat kesempatan untuk mengisi soundtrack The Hunger Games, saya sangat senang karena dua hal yang saya sukai akhirnya bersatu. Ketika Eyes Open keluar, saya merinding. Swift megambil jalur gelap yang memang sesuai dengan tema The Hunger Games. The lyrics practically make my hair stand on end. Liriknya sangat suram dan Swift dengan tepat mampu merangkum beratus-ratus halaman The Hunger Games menjadi beberapa baris saja The tricky thing is yesterday we were just children / Playing soldiers just pretending dreaming dreams with happy ending. Meski demikain, Eyes Open juga memberikan secercah harapan bagi Katniss dan Peeta meski mereka dikelilingi kegelapan.


6. Taylor Swift - New Romantics
Saya ingat membaca sebuah artikel yang mengatakan bahwa Swift sedang tidak ingin membina hubungan romantis semenjak ia putus dengan Harry Styles (mungkin). Katanya menjadi single memberinya banyak kesempatan baru untuk dirinya sendiri. New Romantics sepertinya diciptakan untuk menjadi anthem bagi para jomblo. Dengan komposisi lagu yang mustahil membuat pendengarnya untuk tidak bergerak, New Romantics mengajak para pendengarnya bahwa sendirian itu bukanlah hal yang buruk Heartbreak is a national anthem / We sing it proudly. 


5. Taylor Swift - Mean
Tiga tahun sebelum Shake It Off muncul, Swift sudah mempunyai Mean, sebuah lagu empowerment country yang sangat fenomenal. Swift menantang orang-orang yang pernah mendera (mendera itu terjemahan mem-bully, omong-omong) orang lain bahwa mereka bukanlah apa-apa melainkan orang yang kejam Someday I'll be living in a big ol' city / And all you're ever gonna be is mean atau mungkin bisa diganti menjadi Someday I'll be singing this at the Grammys. Apa pun itu, Swift meyakinkan bahwa keadaan akan menjadi lebih baik pada akhirnya, dan saya menjadi yakin akan hal itu. Mungkin pula saya bisa menyanyi di panggung Grammy suatu saat nanti?


4. Taylor Swift - Back to December
When it comes to ballad, Taylor Swift is the best. Salah satu lagu apologi terbaik yang pernah saya dengar seumur hidup, Swift menuliskan permintaan maafnya dengan sangat indah. Vokal Swift terdengar seperti seorang gadis yang malu-malu pada bagian verse, tetapi ia seorang gadis yang menuliskan kalimat-kalimat permintaan maaf yang--well--cantik. Because the last time you saw me / Still burned in the back of your mind / You gave me roses and I left it there to die merupakan salah satu kouplet terbaik yang pernah ditulis oleh Swift dengan berbagai metafora yang ia pakai. Saya sendiri menyukai bagian I go back in time and change it, but I can't / So if the chain is on your door, I understand yang menunjukkan kepasrahan Swift dan permintaan maafnya diterima sang kekasih sudah cukup.




3. Taylor Swift - Picture to Burn
Picture to Burn adalah lagu yang mengukuhkan Swift sebagai country princess. Lagu ini merupakan sebuah country rock dengan unsur country yang luar biasa pekat dan sangat ceria. Lagu ini mungkin juga merupakan lagu Swift yang paling jenaka sekaligus feminis terbukti dari lirik yang ditulisnya So go and tell your friends that I'm obsessive and crazy / That's fine I'll tell mine that you're gay. Swift terlihat bersenang-senang pada bagian I hate that stupid old pickup truck / You never let me drive di sela-sela petikan banjo meski saya bergidik ngeri ketika And if you come around saying sorry to me / My daddy's gonna show you how sorry you'll be. Kau tidak mau macam-macam dengan Swift. 


2. Taylor Swift - Style
Even the most pretentious music magazine in the universe admits that Style is a good song. Pitchfork put it on number 50 of 100 Best Tracks of 2014. Diambil dari album Swift yang paling kohesif, Style menampilkan Swift dalam satu citra yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Style dipenuhi dengan synthesizer ala akhir tahun 1980-an. Meski secara lirik, Style bukan merupakan kontender terkuat (meski saya sangat menikmati lirik pembukanya Midnight / You come and pick me up no headlights yang menurut saya terasa sangat magis), Style sangat kaya akan instrumen: petikan gitar yang membara, sesuatu yang ditabuh dari kejauhan, dentuman drum, dan hal lain yang tidak bisa saya bedakan.


1. Taylor Swift - All Too Well
The best song in Swift's catalog is not something I hear a lot. Bagaimana mungkin saya bisa tahan mendengarkan lima menit penuh kesedihan seperti All Too Well ini? Bagi para pembenci Taylor Swift, ini mungkin merupakan lagu Shake It Off sebenarnya. Mereka mau tidak mau harus mengakui kemampuan dan kegeniusan Swift dalam meramu lagu patah hati seperti ini. Swift menceritakan hancurnya suatu hubungan secara perlahan ketika hubungan yang sempurna dan diisi dengan adegan romantis seperti berdansa disiram cahaya lampu kulkas (Cause here we are again in the middle of the night / We're dancing round the kitchen in the refrigerator light) perlahan berubah menjadi suatu hubungan yang rusak (Hey you called me up again just to break me like a promise / So casually cruel in the name of being honest). This is indeed her strongest song

2 comments:

  1. harusnya masukkan juga Safe and Sound. aku sukak itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya lumayan conflicted antara Safe & Sound atau Eyes Open, tapi saya milih Eyes Open karena gelapnya lebih dapet, beda dari lagu Taylor kebanyakan, sama menginspirasi saya bikin cerita wkwk

      Delete